Opini

Memaknai Status ‘Kader’ Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan

Oleh

Mustamin Amri (Kader DP3 Desa Pasui)

Bicara soal kader, maka dapat dipahami bahwa kader itu artinya bingkai atau tameng (Le Cadre). Artinya bahwa kader merupakan alat penangkal dari kekeroposan/tidak bernilainya sesuatu. Dalam hal ini maka kader dituntut untuk memiliki sikap juang, progresif agar dimana pun kita menjadi kader, apakah itu sebuah lembaga atau organisasi, maka lembaga itu akan sukses dan berhasil mencapai tujuannya karena ditangani oleh kader-kader tangguh dan pilihan.

Untuk itu dibutuhkan orang-orang yang ‘peduli’. Ciri peduli itu adalah tidak bekerja atas dasar atau karena motivasi materi, jabatan dan mencari popularitas akan tetapi bekerja atas dasar rasa cinta dan kekhawatiran. Cinta terhadap lembaga/organisasi dan khwatir bila lembaga/organisasi tidak berjalan sesuai visi dan misinya. Artinya orang yang ‘peduli’ itu didasari atas kesenangan sehingga dalam bekerja tidak ada kamusnya untuk kecewa, putus asa, merasa tidak dianggap dan merasa paling hebat atau paling dibutuhkan.

Lantas ketika kita menjadi ‘Kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan’, maka kita adalah orang-orang pilihan yang akan menjadikan Pemilu sukses mencapai tujuannya. Mungkin ada yang bertanya dalam hati bahwa kenapa saya? mampukah saya? kenapa bukan orang lain yang lebih hebat? Ingat, daun kering yang ada dipohon tidak berani jatuh tanpa izin Allah, artinya semua mengikuti alurnya atau takdirnya, apalagi kalau manusia yang memang diciptakan untuk menjadi penyeimbang/khalifah bumi. Artinya bahwa orang-orang yang terlibat dalam Kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan telah mendapati takdirnya dari Allah sehingga dia harus menjalani atas dasar amanah Allah.

Maka kepada saudaraku teman-teman Kader DP3 mari kita belajar tentang pohon atau jadilah seperti pohon. Dimana pohon itu memiliki bunga/buah, dahan, tangkai, daun, batang dan akar. Artinya di posisi apapun kita pada pohon maka belajarlah untuk memahami organ pohon dalam menjalani posisinya. Kalau kita adalah daun, maka jadilah alat pernapasan agar pohon tetap hidup kemudian jadilah daun yang rindang agar apapun yang ada disekitarnya merasa sejuk.

Jika kita adalah tangkai/dahan maka jadilah tangkai yang menopang dengan kuat daun dan buah. Kalau kita adalah batang, maka jadilah batang kokoh yang dengan tangguh mempertahankan pohon dari terjangan angin agar tidak roboh. Kalau kita adalah akar, maka jadilah akar yang mencari sumber makan pohon, yang bekerja tidak terlihat bahkan kadang diinjak-injak atau malah tempat membuang kotoran tapi mampu merubah kotoran menjadi sumber keberlangsungan kehidupan sang pohon, karena dia sadar bahwa kalau bukan saya maka pohon ini akan mati tak berguna.

Kalau anda adalah bunga/buah maka, tampillah sebagai bunga yang disukai semua orang, yang memberi keindahan dan menawarkan kebahagiaan untuk semua. Adakah diantara organ pohon yang cemburu melihat posisi organ-organ yang lain? Tentu tidak, mereka bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan sangat amanah. Anggaplah misalnya akar dan bunga, adakah akar cemburu pada bunga dimana bunga menjadi sasaran pujian, sementara akar justru tidak terlihat dalam pengabdiannya. Akar tidak pernah cemburu pada bunga, karena akar sangat paham bahwa ‘Bunga adalah incaran semua orang yang boleh jadi belum waktunya diambil orang bahkan kadang dipetik hanya karena keisengan’.

Pasui, 15 Desember 2021.

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 778 kali